Hukum Ohm dan Contoh-Contoh Soalnya
Bila ada dua buah titik mempunyai potensial
yang berbeda berarti kedua titik tersebut mempunyai beda potensial. Kemudian
bila kedua titik tersebut dihubungkan dengan suatu penghantar, maka pada
penghantar tersebut akan mengalir arus listrik. Besarnya arus listrik tersebut
tergantung dari besarnya beda potensial kedua titik tersebut dan nillai
tahahanan penghantarnya. Besarnya arus listrik ternyata berbanding lurus dengan
beda potensial dan berbanding terbalik dengan tahanan penghantarnya.
Dimana : I =
arus listrik (Ampere)
V = beda potensial/ tegangan (Volt)
R = tahanan penghantar (Ohm)
Pernyataan diatas terkenal dengan sebutan
hukum ohm
Contoh soal :
1. 1. Sebuah pemanas
dengan tahanan 8 Ohm dihubungkan dengan tegangan dari stopkontak sebesar 220
Volt. Berapa besar arus yang mengalir pada pemanas tersebut?
Penyelesaian :
Jadi arus listrik yang mengalir pada pemanas tersebut adalah 27,5 Ampere
2. 2. Diketahui
sebuah penghantar dipasang pada tegangan 50 Volt. Jika arus yang mengalir
sebesar 2 Ampere. Berapakah besarnya hambatan penghantar tersebut?
Penyelesaian :
Jadi besarnya hambatan penghantar
tersebut adalah 25 Ohm
3. 3. Sebuah lampu
mempunyai hambatan sebesar 50 Ohm dihubungkan dengan suatu catu daya, arus yang
mengalir ke lampu tersebut adalah sebesar 0,5 Ampere. Berapakah besar tegangan
pada catu daya agar lampu itu menyala terang?
Penyelesaian :
Jadi tegangan yang diperlukan agar lampu tersebut menyala dengan terang adalah sebesar 25 Volt.
Sebenarnya dalam suatu rangkaian tertutup
terang redupnya suatu lampu adalah berdasarkan besarnya sumber tegangan yang
diterima lampu semakin besar sumber tegangan maka lampu akan semakin terang,
akan tetapi suatu peralatan seperti lampu memiliki spesifikasi tertentu terhadap
tegangan yang boleh digunakan. Seperti misalnya dirumah kita ada lampu dengan
spesifikasi 20 Watt/ 220 Volt AC maksud
dari spesifikasi tersebut adalah lampu itu memiliki konsumsi daya sebesar 20
Watt dengan tegangan yang diperbolehkan sebesar 220 Volt pada arus bolak balik.
Jadi bila lampu tersebut dipasang pada tegangan dibawah tegangan 220 V lampu
tersebut akan tetap menyala tapi redup tidak seterang ketika menggunakan
tegangan 220 V dan bila terus menerus menggunakan tegangan dibawah 220 V maka
dapat memperpendek umur lampu atau lampu akan cepat rusak. Dan jika menggunakan
tegangan diatas 220 Volt maka dapat membuat filamen lampu terputus atau rusak.
Jika tegangan lebih 5 Volt (< 225 Volt) dari tegangan yang diperbolehkan
maka tidak apa2, jika lebih dari 5 Volt (>225 Volt) berpotensi merusak
lampu. Intaha
Sumber : Buku Ajar Teknik Listrik
Baca Juga
Istilah-istilah dalam Dunia Kelistrikan (Bagian Pertama)
0 Komentar