Faktor-faktor penyebab Perang Salib

Perang Salib adalah serangkaian ekspedisi militer yang diorganisasikan oleh Eropa Kristen terhadap kekuatan kaum muslimin di Timur Dekat untuk mengambil aihkontrol atas Kota Suci Jerussalem. Perang ini berlangsung sekitar 2 abad lebih, yaitu sejak tahun 1096 M ketika perang diserukan oleh pihak Eropa Kristen hingga tahun 1291 M saat tentara salib di Timur dipaksa keluar dari Acre-Suriah yang merupakan pertahanan.

Menurut Hafidzh Dasuki, ada tiga faktor penyebab terjadinya Perang Salib. Pertama, faktor agama. Sejak Dinasti Saljuk mengambil alih Jerussalem dari Dinasti Fatimiyah pada tahun 1077 M, orang Kristen merasa dipersulit untuk melaksanakan ibadah. Hal ini diperparah dengan adanya isu pada tahun 1064 bahwa penguasa Jerussalem telah melakukan penganiayaan kepada peziarah Kristen.

Kedua, faktor politik. Kekalahan Byzantium di Armenia pada tahun 1071 M dan jatuhnya Asia Kecil ke tangan Saljuk mendorong Kaisar Konstantinopel, Alexius I Comnesus, pada tahun 1095 M, meminta bantuan Paus Urbanus II, Imam Katolik Roma, untuk kembali mengambil alih wilayah tersebut dan berharap menyatukan gereja Yunani dan Roma. Saat itu pula, dunia islam terpecah menjadi 4 pusat kekuasaan, yakni Dinasti Fatimiyah di  Mesir, Abbasiyah di Baghdad, Umayah di Spanyol, dan Saljuk di Asia Kecil, dan kesemuanya sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Ketiga, faktor sosial-ekonomi. Pedagang pedagang Eropa yang berada di Laut Mediterania memiliki ambisi untuk mengusai sejumlah wilayah potensial di Timur. Ketika itu, kekuatan ekonomi Eropa sedang terbagi menjadi 3, yakni kaum gereja, kaum bangsawan, dan rakyat jelata. Rakyat jelata dijanjikan kebebasan dan kesejahteraan oleh pihak gereja apabila perang itu dimenangkan, mereka menyambut seruan itu dengan antusias dan sukacita.

Sumber : Buku Tokoh-Tokoh Perang Salib paling Fenomenal

Baca Juga

9 Periode Perang Salib (Bagian Pertama)

Awal Datangnya Islam di Benua Kanguru